Membalik Mimpi dan Angan

Membalik Mimpi dan Angan

 Beda Aruna P.

            Melihat langit, mengingatkanku akan kenangan terindah yang pernah kurasakan. Yaitu, aku pernah bermimpi dan mengejarnya hingga aku merasa putus asa. Kejadian itu tak indahnya bagaikan sebuah tayangan TV yang menawarkan sejuta angan dan harapan bagi yang mendambakan sebuah cinta. Kejadian itu tak indahnya bagaikan melihat pasangan yang berbahagia dan aku hanya terdiam melihat kemesraan yang tidak dapat aku rasakan. Betapa tergerusnya hati ini, yang mencoba untuk tetap tegar dan tabah melalui masa-masa yang memuakkan ini. Dan aku hanya melihat sebuah kemunafikan yang terbiaskan cemburu ini.

Sungguh, betapa aku marah..

Sungguh, betapa aku cemburu melihatnya..

Sungguh, betapa aku mendambakan kisah kasih itu..

Sungguh, betapa aku mulai meragukan mimpi dan anganku..

            Mulai aku rasakan sakit hati yang begitu mendalam, bahkan aku menyakiti diri sendiri dengan segala pikiran negatif yang ada. Menyayat hati hingga melukai perih yang sudah ada, lagi dan lagi. Sekali lagi aku mulai mempertanyakan tujuan hidupku yang gelap dan tak terarah ini. Meragukan kepastian Tuhan dengan segala misteriNya yang tak terpahami.

 

“Hei kawan, tetapkanlah sudah ujung keraguanmu ini, Aku tidak ingin engkau semakin jauh dariKu. Aku membutuhkanmu agar hidupmu semakin kuat dan kamu mampu berjalan dengan keyakinan dari hatimu.” JawabNya kepadaku.

 

“Mulialah namaMu, sungguh aku hanya orang yang sedang lemah hatinya

Mulialah namaMu, sungguh aku hanya orang yang terjatuh karena beban hatiku sendiri

Mulialah namaMu, sungguh aku hanya orang yang benar-benar tidak memahami maksudMu”,

Lantunanku kepadaNya yang mulai berbicara dalam diriku.

 

PerkataanNya, membalikkan keutamaanku. Semua maksud dan tujuan hidupku muncul begitu saja di depan mataku. Seperti pecundang, aku tidak sanggup menahan tetesan air mataku yang sedikit demi sedikit mengucur dengan indahnya. Aku hanya bisa menahan perasaan bersalah, menyalahkan diri hingga memunculkan isak tangis air mata.

 

Dan kini aku mengingat tujuanku ada di dunia ini.

Aku lahir dengan tujuan yang jelas, dengan kasih sayang aku diciptakan dan dengan harapan aku berjalan.

Masih banyak hal yang belum aku tulis, masih banyak hal yang belum aku pandang, masih banyak hal yang belum aku dengar.

Dan masih banyak hal yang belum refleksikan, disaat inilah aku mulai menyadari suatu hal.

Bahwa aku perlu membalik impian dan anganku, untuk terus mencoba mimpi atau hal yang baru.

Bahwa terlalu sempit bagiku bila aku hanya mematok satu impian dan angan, masih banyak mimpi yang bisa diraih tanpa perlu kehilangan akal.

Sehingga aku melanjutkan jalan yang masih bisa terlewati dengan bahagia.

 

Untukmu kawanku, kita berjuang bersama-sama.

28-8-2014

Leave a comment